Semoga kita semua telah menunaikan zakat fitrah tersebut tanpa ada yang lalai. Jika direnungkan lebih dalam kedua ibadah ini yakni puasa dan zakat memiliki tujuan yang mulia bukan hanya berdimensi vertikal sebagai penghambaan kepada Allah namun juga berdimensi horizontal yakni hubungan dengan sesama manusia.
Kedua ibadah ini memiliki dimensi sosial dan mampu menjadikan kuatnya persaudaraan antar sesama dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat.
Dimensi sosial dari ibadah puasa bias kita lihat dari wujud kesadaran kita ikut merasakan kepedihan yang dirasakan banyak orang akibat tidak bisa makan dan minum melalui ibadah puasa kita di ajarkan bagaimana rahasanya haus dan lapar sehingga diharapkan akan tumbuh jiwa-jiwa yang saling tenggang rasa dan saling membantu. Dalam ibadah puasa kita juga diajarkan menahan nafsu dan keinginan.
Ramadhan mengajarkan kepada kita untuk menjadi jiwa-jiwa yang luhur dan tidak mudah menyakiti orang lain, hal ini dilakukan dengan mempuasakan seluruh anggota tubuh, pikiran dan hati kita. Lidah harus di puasakan dari berbicara yang tidak bermanfaat, melakukan kebohongan, menggunjing, mengumpat, berkata buruk, dan menebar permusuhan serta manzalimi orang lain.
Tangan harus dipuasakan dari berlaku zalim kepada orang lain, mengambil hak orang lain, dan tindakan yang merugikan orang lain. Dengan demikian maka pasca Ramadhan dipastikan akan tumbuh kedamaian dan persaudaraan yang kokoh dengan orang lain.
Semoga kita tidak menjadi orang yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasa sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Betapa banyak orang berpuasa tapi tidak mendapat secuil apapun dari kuasanya kecuali hanya lapar dan haus.
Sementara dimesi sosial dari zakat bisa kita lihat dari semangat kaum muslimin dalam mengeluarkan zakat di akhir Ramadhan untuk berbagi kepada yang berhak menerimanya yang akan menumbuhkan kecintaan pada sesama.