Jakarta – DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memiliki pandangan sendiri terkait pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tentang estafet kepemimpinan. DPP IMM menilai pernyataan itu tujuannya agar Pemilu 2024 berlangsung damai.
“Sudah seharusnya Kapolri bicara seperti itu, karena acara itu perayaan Natal dan bicara persatuan. Yang ditonjolkan jangan tonjolkan perbedaannya, karena yang dibutuhkan adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet,” kata Ketua DPP IMM Abdul Musawir Yahya kepada wartawan, Sabtu (13/1/2024).
Abdul mengatakan pernyataan itu justru menunjukkan sikap netral Polri. Sebab, Polri menginginkan suasana damai di negeri ini.
“Komentar-komentar negatif itu hanya dimanfaatkan kelompok yang menganggap Polri tidak netral. Justru itu adalah bentuk kenetralan Polri, karena sebagai Kapolri, yang dikedepankan adalah menciptakan suasana damai di negeri ini, karena kerap terjadi bahwa setiap perbedaan muncul, maka selalu perbedaan itu diarahkan ke ranah konflik yang menciptakan suasana yang tak kondusif di negeri ini,” jelasnya.
Dia menyebut pembelahan bangsa rawan terjadi di Pemilu 2024. Menurutnya, tidak ada sikap Jenderal Sigit dalam acara itu yang menunjukkan Polri tidak netral.
“Apalagi di momentum politik Pemilu 2024, pembelahan bangsa kita ini rawan terjadi, maka sebaiknya pemimpin itu pemimpin yang melanjutkan. Tidak ada satu pun arahan untuk menunjuk salah satu paslon, fokus pembicaraan di situ adalah menjaga cooling system, menjaga suasana damai saja sebenarnya, jadi hal begini nggak usah terlalu sensitif,” katanya.
Pernyataan Kapolri itu merujuk pada penciptaan suasana kondusif di negeri ini,” imbuhnya.
Terakhir, Musawir berharap Pemilu 2024 akan berlangsung secara damai. Dia berharap cita-cita Indonesia menjadi Indonesia emas di tahun 2045 terwujud.
“Saya harapkan juga bahwa kita semua elemen bangsa harus berjibaku untuk menjadikan suasana Pilpres menjadi pesta demokrasi damai, karena cita-cita kita Indonesia ini kita sama-sama punya cita-cita untuk menjadikan negeri Indonesia emas 2045, sehingga misalnya kalau kita menghabiskan energi saling menghujat satu sama lain, maka cita-cita itu susah dicapai, untuk mencapai itu butuh persatuan dan kesatuan yang utuh,” tuturnya.