Dalam dunia mengajar, Yoedhoro lebih mendalami pembinaan jasmani (binjas).
Yoedhoro lalu berbagi cerita soal pengalaman kariernya sepanjang 31 tahun menjadi perwira Polri. Capaian pangkat komisaris besar (kombes) tak pernah dia kejar, meski dia pernah mencoba seleksi sekolah kepemimpinan dan gagal.
“Sespimmen saya udah lewat, waktu Kapolrinya Pak Idham Azis datang ke Akpol, saya dipanggil, diminta sekolah. Saya sudah bilang umur saya sudah lewat kalau berdasarkan aturan,” cerita Yoedhoro.
Baca juga: Bhabinkamtibmas dan Warga Timbun Jalan Berlubang di Dedai
“Akhirnya saya diikutkan Diklatpim II, setara sespimmen. Tetap syukur, Allah punya rencana lain. Saya jadi AKBP senang banget. Nggak terpikir sampai kombes, gini-gini sajalah,” kata Yoedhoro.
Yoedhoro percaya kesempatan sekolah yang didapatnya meski usia telah lewat, adalah buah dari rasa pasrah pada Tuhan, dan prinsip tak makan uang haram.
“Kuncinya kita kalau kepingin hasil yang baik, cara kita cari makan juga dengan cara yang baik. Dunia ini adalah penjara bagi orang-orang yang taat. Saya masih tetap marah-marah, galak-galak, tapi prinsip sekali saya tidak mau makan uang haram, kita harus totalitas,” tegas dia.